Udah lama banget rasanya gw ga review film yaaa , hehehehehe . Mungkin maklum lah lagi banyak permasalahan sih , sebenarnya kalau nonton film nya sih udah lama dan belum sempet di review. Sekali lagi gw bukan reviewing professional cuma amatiran aja hehehehe . Film nya ini di bintangi oleh Jake Gyllenhaal dan Anne Hathaway dua aktor ini idola gw banget jadi semangat buat nonton nya , Setelah di tunggu2 setelah film sebelum nya Jake Gyllenhaal di film ini lebih terlihat fresh and looking so young dan badan nya masih tetep keker mungkin karena dari film Prince Of Persia kali ya masih kebawa bentuk badan nya yg bagus banget. Anne Hathaway pun disini muka nya sama seperti di film Valentine's Day cuma rambut nya disini di buat curly . Lebih nampak muda dan lebiihh cantiiikk ... Sekarang membahas film nya nih ya , all out film ini feel nya dapet dan akting nya ga di ragukan.
Ini dia review nya :
Sutradara Edward Zwick – yang populer dengan film-film dari genre keras seperti Courage Under Fire (1996), The Last Samurai (2003) dan Blood Diamond (2006) – untuk kedua kalinya mencoba menangani genre komedi romantis setelah About Last Night… (1986), film yang sekaligus menjadi debut penyutradaraannya. Dengan naskah yang diadaptasi dari novel non-fiksi karya Jamie Reidy, Hard Sell: The Evolution of a Viagra Salesman, Zwick ternyata mampu menjadikan Love and Other Drugs sebagai sebuah film yang lucu, hangat dan cukup menyentuh. Terlebih lagi, Zwick mampu mengarahkan kedua aktor utamanya, Jake Gyllenhaal dan Anne Hathaway, untuk memiliki chemistry yang sangat erat dan menjadi faktor utama mengapa film ini tampil ringan namun sangat menghibur.
Zwick pastinya tidak dapat menemukan aktor yang mampu tampil lebih baik lagi untuk mengisi karakter Jamie Randall selain dari Jake Gyllenhaal. Seperti halnya Gyllenhaal, Jamie adalah seorang sosok yang tampan, penuh pesona dan hampir tidak dapat ditolak oleh siapa saja… yang membuatnya mampu sukses bekerja sebagai seorang salesman di sebuah toko peralatan elektronik. Sayang, sifatnya yang playboy – yang membuatnya menjalin hubungan dengan pacar sang pemilik toko – membuat ia segera dipecat dari tempat ia bekerja. Namun, masa pengangguran berlangsung tidak begitu lama bagi Jamie ketika saudaranya, Josh Randall (Josh Gad), menawarinya pekerjaan sebagai seorang salesman di perusahaan farmasi raksasa, Pfizer.
Setelah melalui masa pelatihan – yang melibatkan Macarena dari Los Del Rio sebagai lagu latar belakangnya – Jamie memulai usahanya sebagai seorang salesman dengan menawarkan produk Pfizer ke banyak dokter di berbagai rumah sakit. Bukan usaha yang mudah, namun lewat jalan itulah ia kemudian berkenalan dengan Maggie Murdock (Anne Hathaway), seorang gadis cantik penderita Parkinson. Maggie adalah seorang yang mampu bertahan dari daya tarik Jamie — yang seperti formula kebanyakan film komedi romantis — justru akan membuat Jamie semakin tertarik dengan Maggie. Berbagai usaha Jamie untuk menarik hati Maggie akhirnya berhasil. Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Kini hubungan mereka harus menghadapi berbagai rintangan yang datang dari penyakit yang diderita Maggie sekaligus dari pekerjaan Jamie yang semakin menyita waktunya ketika ia mulai menjual sebuah obat baru buatan Pfizer yang menjadi perbincangan seluruh dunia, Viagra.
Untuk mengatakan Love and Other Drugs adalah sebuah film komedi romantis murni sepertinya akan membuat kebanyakan orang memandang ringan terhadap film ini. Love and Other Drugs memiliki lebih banyak pesan yang mendalam daripada kebanyakan film komedi romantis standar Hollywood lainnya. Edward Zwick mampu menghantarkan transisi cerita film ini, dari sebuah film komedi romantis dewasa dengan banyak kandungan adegan seks yang cukup panas menjadi sebuah drama menyentuh mengenai bagaimana perjuangan seseorang dalam menghadapi sebuah tantangan dari orang yang dicintainya sekaligus menyampaikan beberapa permasalahan sosial lainnya, dengan sangat baik. Yang lebih menarik lagi, hubungan yang terjalin antara Jamie dan Maggie terasa begitu segar ketika disimak karena karakterisasi mereka yang sangat familiar namun begitu mudah untuk dicintai.
Love and Other Drugs bukannya datang tanpa masalah. 112 menit yang disediakan untuk durasi film ini sedikit terasa terlalu panjang, khususnya ketika jalan cerita ini telah mencapai paruh akhirnya, ketika fokus cerita lebih berpihak pada masalah pengembangan karir Jamie dan bagaimana hal tersebut berpengaruh pada hubungannya dengan Maggie. Di bagian ini, eksplorasi asmara antara Jamie dan Maggie yang pada bagian-bagian sebelumnya begitu menggelora terasa sedikit dipendam demi memasukkan sedikit penjelasan bagaimana sebuah perusahaan farmasi berjalan lewat para salesman-nya. Kurangnya interaksi antara karakter Jamie dan Maggie juga sedikit berpengaruh pada bagian paruh akhir ini, walaupun pada akhirnya, Zwick mampu meningkatkan kembali intensitas film ini dan menjadikan Love and Other Drugs berakhir dengan cukup memuaskan.
Jadi apa kata kalian ? mending yang belum nonton segera tonton film nya dan resapi tiap menit nya , krn memang banyak pesan yg tersimpan di film ini. Sedih deh gw aja nonton nya , hehehehhehee ... Thx .
Zwick pastinya tidak dapat menemukan aktor yang mampu tampil lebih baik lagi untuk mengisi karakter Jamie Randall selain dari Jake Gyllenhaal. Seperti halnya Gyllenhaal, Jamie adalah seorang sosok yang tampan, penuh pesona dan hampir tidak dapat ditolak oleh siapa saja… yang membuatnya mampu sukses bekerja sebagai seorang salesman di sebuah toko peralatan elektronik. Sayang, sifatnya yang playboy – yang membuatnya menjalin hubungan dengan pacar sang pemilik toko – membuat ia segera dipecat dari tempat ia bekerja. Namun, masa pengangguran berlangsung tidak begitu lama bagi Jamie ketika saudaranya, Josh Randall (Josh Gad), menawarinya pekerjaan sebagai seorang salesman di perusahaan farmasi raksasa, Pfizer.
Setelah melalui masa pelatihan – yang melibatkan Macarena dari Los Del Rio sebagai lagu latar belakangnya – Jamie memulai usahanya sebagai seorang salesman dengan menawarkan produk Pfizer ke banyak dokter di berbagai rumah sakit. Bukan usaha yang mudah, namun lewat jalan itulah ia kemudian berkenalan dengan Maggie Murdock (Anne Hathaway), seorang gadis cantik penderita Parkinson. Maggie adalah seorang yang mampu bertahan dari daya tarik Jamie — yang seperti formula kebanyakan film komedi romantis — justru akan membuat Jamie semakin tertarik dengan Maggie. Berbagai usaha Jamie untuk menarik hati Maggie akhirnya berhasil. Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Kini hubungan mereka harus menghadapi berbagai rintangan yang datang dari penyakit yang diderita Maggie sekaligus dari pekerjaan Jamie yang semakin menyita waktunya ketika ia mulai menjual sebuah obat baru buatan Pfizer yang menjadi perbincangan seluruh dunia, Viagra.
Untuk mengatakan Love and Other Drugs adalah sebuah film komedi romantis murni sepertinya akan membuat kebanyakan orang memandang ringan terhadap film ini. Love and Other Drugs memiliki lebih banyak pesan yang mendalam daripada kebanyakan film komedi romantis standar Hollywood lainnya. Edward Zwick mampu menghantarkan transisi cerita film ini, dari sebuah film komedi romantis dewasa dengan banyak kandungan adegan seks yang cukup panas menjadi sebuah drama menyentuh mengenai bagaimana perjuangan seseorang dalam menghadapi sebuah tantangan dari orang yang dicintainya sekaligus menyampaikan beberapa permasalahan sosial lainnya, dengan sangat baik. Yang lebih menarik lagi, hubungan yang terjalin antara Jamie dan Maggie terasa begitu segar ketika disimak karena karakterisasi mereka yang sangat familiar namun begitu mudah untuk dicintai.
Love and Other Drugs bukannya datang tanpa masalah. 112 menit yang disediakan untuk durasi film ini sedikit terasa terlalu panjang, khususnya ketika jalan cerita ini telah mencapai paruh akhirnya, ketika fokus cerita lebih berpihak pada masalah pengembangan karir Jamie dan bagaimana hal tersebut berpengaruh pada hubungannya dengan Maggie. Di bagian ini, eksplorasi asmara antara Jamie dan Maggie yang pada bagian-bagian sebelumnya begitu menggelora terasa sedikit dipendam demi memasukkan sedikit penjelasan bagaimana sebuah perusahaan farmasi berjalan lewat para salesman-nya. Kurangnya interaksi antara karakter Jamie dan Maggie juga sedikit berpengaruh pada bagian paruh akhir ini, walaupun pada akhirnya, Zwick mampu meningkatkan kembali intensitas film ini dan menjadikan Love and Other Drugs berakhir dengan cukup memuaskan.
Jadi apa kata kalian ? mending yang belum nonton segera tonton film nya dan resapi tiap menit nya , krn memang banyak pesan yg tersimpan di film ini. Sedih deh gw aja nonton nya , hehehehhehee ... Thx .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar mengenai Post yang saya buat..